Senin, 20 Juli 2009
Kemarin (19/7), Polsek Menganti dibuat sibuk oleh laporan dua kasus bunuh diri. Pertama, di Desa Sidojangkung, Kecamatan Menganti. Achmad Idris (16) ditemukan gantung diri. Pelajar kelas 1 SMA ini diduga kecewa berat karena tidak dibelikan hape oleh ibunya.
Sebelum gantung diri, Idris meminta hape kepada Juliyah, ibunya. Keinginan tersebut dituruti. Juliyah membelikan hape merek Nokia seharga Rp 800 ribu.
Sayang, hape itu tidak sesuai dengan keinginan Idris, karena tidak ada fitur facebook. Dia meminta hape itu dikembalikan. Namun Juliyah menolak. Penolakan itu berbuntut dengan kenekatan korban melakukan bunuh diri.
“Korban bunuh diri dengan menggunakan seutas tali tampar sepanjang 3 meter di atas kandang kambing. Setelah kami turunkan, korban kami bawa ke RSUD Ibnu Sina untuk dilakukan otopsi,” imbuh Kapolsek Menganti, AKP Saibani.
Selanjutnya, petugas Polsek Menganti menerima laporan bunuh diri dari Desa Kepatihan, Kecamatan Menganti. Muali (25) ditemukan tak bernyawa di pinggir rel KA di Desa Glintung Kecamatan Menganti.
Mayat kondisinya mengenaskan. Kepala, kaki dan punggungnya mengalami luka parah. Oyek (28), warga setempat, yang menemukannya pertama kali. Saat itu Oyek hendak ke sawah dan melintas rel KA. Ketika berjalan menyeberangi rel yang ada di belakang pabrik PT Tjakrindo, dia melihat sesosok mayat yang sebagian tubuhnya tidak utuh lagi.
Temuan itu dilaporkan ke polisi dan langsung dievakuasi. Berdasarkan pemeriksaan, korban diduga tertabrak KA yang melaju dari arah Timur ke arah Barat. “Berdasarkan informasi korban mengalami gangguan kejiwaan. Untuk memastikan penyebab kematian korban, kami membawa mayatnya ke RSUD Ibnu Sina untuk dilakukan otopsi,” kata AKP Saibani. (jpnn/rs)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar